Senin, 23 November 2015

Persamaan Drama Dengan Kehidupan ( #30DWC )


Kira-kira menurut kamu gambar di atas tentang apa ? Ya, benar sebuah pementasan drama. Biasanya ketika di sekolah kita belajar materi ini, baik pelajaran Seni Budaya,  atau pun Bahasa Indonesia. Tentunya ada praktek dramanya juga. Inilah yang saya suka, saya cuma suka nonton,masalah menampilkan drama saya kurang minat. Bukannya kenapa, saya gak jago akting. Tapi saat ada pengambilan nilai drama di sekolah saya mencoba memerankan semaksimal mungkin. Meskipun gak menguasai bidang ini. Bagi mereka yang menguasainya tentunya ini sangat mudah bagi mereka. Meskipun memerankan tokoh yang sulit sekalipun. Tapi yang mau saya bahas di sini bukan masalah jago gaknya. Dari drama ini menurut saya ada persamaan menarik dengan kehidupan kita. Ya sama seperti kehidupan kita. Apa persamaan itu ? Oke kita mulai aja.

Saat darma di tampilkan, ketika kita menjadi penonton dan ketika kita menjadi penampil ( pemeran atau tokoh )dari drama. Itu sangat jauh berbeda pemahaman dan amanat atau rangkaian cerita drama tersebut. Inilah yang saya maksud. 

Saat kita menjadi penampil drama atau  pemeran. Pemahaman kita terhadap cerita itu kurang. Kenapa ? Ketika kita menjadi pemeran kita tidak bisa mengamati dengan baik bagaimana jalannya cerita dari drama tersebut. Karena kita berusaha mendalami bagaiman karakter kita dalam drama tersebut. Jadi kita hanya terfokus pada satu bagian saja. Sehingga kita tidak memahami dan tidak bisa mengamati secara keseluruhan.

Ketika kita menjadi penonton yang mendengar dan mengamati jalan cerita drama itu dengan baik. Lebih tepatnya penonton yang bijak. Kita akan tau apa pesan dari drama tersebut. Bagaimana jalan ceritanya, apa saja yang terjadi, pelajaran apa yang bisa di ambil. Ini kita dapat jika kita menjadi penonton yang bijak, bukan penonton perusak. Bagaimana kita bisa memahaminya jika tidak menyimak dengan baik, bukannya pesan kebaikan yang kita dapat, yang ada kita bisa salah menerima pesan drama tersebut. Yang bisa bahaya kalau udah salah jalan, bisa salah alamat kamu nya.

Begitu juga dengan kehidupan yang kita jalani ini. Jangan hanya selalu memerankan diri saja  untuk melakukan ini dan itu. Sesekali kita juga perlu menjadi penonton kehidupan kita. Lebih tepatnya mengamati bagaimana kehidupan kita dan apa saja yang sudah kita capai selama ini. Karena jika kita jangan sibuk menjadi pemeran saja bagaimana kita bisa tau pencapaian kita, dan apa yang perlu kita lakukan untuk menjadi yang lebih baik lagi.

Bukan hanya penonton kehidupan kita saja. Kita juga perlu menjadi penonton jalan kehidupan mereka yang sudah berhasil dengan pencapaian demi pencapaian yang mereka peroleh. Untuk refleksi diri kita. Maksudnya strategi apa yang perlu kitalakukan, dan apa yang perlu kita perbaiki agar kita juga bisa berhasil seperti mereka. Tapi jangan sampai kita hanya menjadi penonton yang yang menonton keberhasilan mereka saja tanpa kita mau meraih hal yang sama dengan mereka. Kerana itu bukanlah penonton yang bijak.

Kita menjadi penonton bukan hanya sekedar menonton saja. Kita menonton untuk mendapatkan nilai atau pesan moral yang ada dalam cerita itu. Maka jadilah penonton bijak yang selalu memperoleh sesuatu atau pesan kebaikan dari drama kehidupan ini. Jadikan itu sebagai cermin untuk memperbaiki pribadi kita. Agar lebih baik lagi.


#30DWC
Sumber gambar http://mtsattaqwabandar.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar